JUDUL PROGRAM :
PENGGUNAAN
ALTERNATIF SERAT TANAMAN RAMI SEBAGAI BAHAN BAKU KERTAS
Diusulkan oleh :
Fitri Bestari 141201017
Arfin
Khairawan Sitorus 141201026
Desi
Afrianti 141201016
Nanda
Anugrah Lubis 141201002
Yunita
Panjaitan 131201026
MEDAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kertas merupakan salah satu kebutuhan yang penting di dunia.
Indonesia merupakan salah satu produsen kertas yang berencana menjadi produsen
pulp dan kertas terbesar dunia (Syafii, 2000). Besarnya kapasitas produksi
pabrik pulp dan kertas membuat pemenuhan akan bahan baku berpotensi untuk
dipasok melalui praktik-praktik ilegal dengan mengeksploitasi hutan alam. Diperkirakan
70 persen kebutuhan bahan baku keduanya berasal dari hutan alam. Hal ini
disebabkan oleh hutan tanaman industri yang mereka usahakan masih tak
mencukupi. Menurut organisasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), industri pulp
nasional setiap tahun membutuhkan kayu hingga 27,71 juta meter kubik. Saat ini,
produksi kertas Indonesia menduduki peringkat ke-12 dunia, dengan pangsa 2,3%
dari total produksi dunia yang mencapai nilai sebesar 318,2 juta ton pertahun.
Di tahun 2010, kebutuhan proyeksi kertas dunia akan naik sampai 425 juta ton
per tahun (Hurter, 1998). Pembuatan pulp dan kertas di Indonesia pada umumnya
menggunakan kayu hutan seperti pinus. Eksploitasi hutan yang terus menerus
menimbulkan banyak masalah terutama penggundulan hutan dan isu pemanasan global
serta semakin menipisnya cadangan kayu dan luas hutan di Indonesia (Biro, 2001,
Deperindag dan APKI, 2001, Barr, 2001).
Penggunaan bahan baku alternatif dalam industri pulp
diyakini dapat menjamin keberlangsungan industri Pulp nasional dan mengantisipasi
kerusakan hutan alam. Biomassa yang dapat dijadikan bahan baku alternatif untuk
pembuatan pulpadalah bahan bukan kayu (non-wood). Sumber bahan non-wood ini
berasal dari limbah pertanian dan perkebunan, maupun rumput-rumputan. Maka
pemerintah perlu mencari alternatif bahan baku lain yang dapat dimanfaatkan
menjadi bahan baku Pulp dan kertas. Ada banyak tumbuhan yang dapat dibuat
sebagai bahan baku kertas seperti ampas tebu, sekam padi, rami, batang jagung,
kulit jagung, batang rosella, dll. (Rionaldo et al., 2008).
Berdasarkan hal ini, maka salah satu upaya untuk mengurangi
ketergantungan untuk impor kapas sebagai bahan baku utama industri sandang
adalah dengan membudidayakan tanaman serat yang mempunyai sifat-sifat dan
karakteristik hampir menyerupai kapas serta dapat ditanam di Indonesia. Salah satu
tanaman itu adalah rami (Sumantri, 1989).
Rami adalah tanaman tahunan berumpun yang menghasilkan serat
dari kulit kayunya. Rami termasuk jenis tanaman yang relatif mudah
dibudidayakan. Selain itu, rami dikenal tahan terhadap berbagai kondisi iklim
dan serangan penyakit. Batang tanaman rami tinggi ramping hingga mencapai
ketinggian antara 200-250 cm. Kualitas serat rami tidak jauh berbeda dengan
serat kapas untuk bahan sandang. Tanaman rami mempunyai sifat-sifat khusus
antara lain : seratnya panjang dan kuat, bila di campur dengan serat sintetis
akan menghasilkan bahan tenun yang tidak mudah kusut dan serat lebih putih dan
mengkilat (Hidayati, 2008).
Serat rami mempunyai sifat baik yaitu berwarna sangat putih
berkilau, tidak berkerut, tidak berubah oleh sinar matahari, dan mudah kering.
serat rami dapat di manfaatkan sebagai bahan pakaian yang bermutu tinggi serta
bahan industri parasut, tali kapal, dan gorden. Sisa pintalan rami dapat
digunakansebagai bahan uang kertas, kertas dokumen dan kertas lainnya
(Sumantri,1989).
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1.Memanfaatkan serat rami sebagai pengganti bahan baku
kertas.
2.Mengetahui kualitas kertas dengan bahan baku tanaman rami.
3.Menekan biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan bahan
baku pulp.
1.3 Luaran
Luaran yang kami harapkan dalam penelitian
ini yaitu berupa artikel dan jurnal ilmiah yang dipublikasikan baik dalam bentuk cetakan maupun elektronik, serta pemanfaatan
rami sebagai alternatif bahan baku kertas, sehingga masyarakat terutama kalangan mahasiswa dapat memanfaatkan penelitian ini dengan mudah dan dengan biaya yang murah.
Tujuannya agar mahasiswa dapat membaca dan mengetahui
penemuan kami mengenai fungsi lain dari serat tanaman rami.
1.4 Manfaat Kegiatan
Kegiatan PKM ini
diharapkan dapat membawa manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai
berikut:
1.
Bagi pelaksana PKM, diharapkan dapat memperoleh pengalaman
praktis dari kegiatan ini serta mampu meningkatkan kreativitas inovatif
mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang bermanfaat bagi masyarakat.
2.
Membantu masyarakat dalam proses penerapan teknologi sederhana
dalam pengolahan biopestisida yang mudah untuk diterapkan serta membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
3.
Menyediakan lapangan
pekerjaan untuk orang lain atau untuk masyarakat setempat.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Tanaman Rami
Tanaman rami telah dikembangkan di Indonesia sejak perang
dunia kedua pada masa pendudukan Jepang di daerah Jawa Barat antara lain di
daerah Malangbong, Ciamis, Sumedang dan Lembang, serta di daerah Jawa Timur
antara lain di daerah Pujon, Malang. Rami merupakan tanaman bukan kayu yang
termasuk famili Urticaceae dengan nama spesies Boehmeria Nivea G, dikenal juga
dengan nama Haramay di daerah Sunda, Romin di Minangkabau dan Kofoyaba di
daerah Halmahera Utara. Haramay merupakan tanaman serat batang yang
menghasilkan serat dari kulit batangnya
(Wawan,1997).
Tanaman rami dapat
menghasilkan serat dalam satu tahun 4–5 kali panen atau pemotongan, bila
kondisi pertumbuhannya sesuai dan dapat diproduksi selama 6 – 7 tahun. Serat
rami yang telah mengalami proses degumming mirip dengan serat kapas atau
polyester dengan warna yang lebih putih dan berkilau. Setiap panen diperoleh 15
– 20 ton batang basah atau 60 – 80 ton/Ha/tahun, yang menghasilkan serat kasar
sekitar 2 – 3 ton/Ha/tahun, sedangkan limbah kayunya yaitu batang tanpa kulit
sekitar 6 – 9 ton/Ha/tahun. Seluruh batang berkulit atau batang tanaman cukup potensial
sebagai bahan baku untuk pulp karena tidak memerlukan perlakuan awal. Rami
merupakan salah satu serat alam yang sangat kuat dan bertambah kuat dalam
keadaan basah. Rami merupakan tanaman alam dengan batang kebanyakan berbentuk
lurus dan ramping dengan tinggi 150 – 200 cm dan diameter 12 – 20 mm tergantung
tempat atau kondisi dimana rami itu tumbuh (Rasmin,
1983).
Tanaman rami (Boehmeria nivea L.Gaud) merupakan tanaman
tahunan herba berumpun banyak menghasilkan serat dari kulit batangnya (bast fiber)
yang terletak dalam jaringan halus pada kulit batang (Budi dan
Sastrosupadi,2008) dan merupakan serat ekstraxilary (serat di luar xilem) dan
digunakan untuk bahan tekstil (Rukmana,2003).
Rami merupakan tanaman serbaguna, daunnya merupakan bahan
kompos, pakan ternak bergizi tinggi dan batangnya baik untuk bahan bakar.
Tinggi tanaman rami dapat mencapai 2 m lebih dengan masa panen terbaik sekitar
55 hari pada daerah dataran rendah dan sampai ± 3 bulan di daerah dataran
tinggi/pegunungan (Heyne, 1987). Pemangkasan pertama dilakukan 2 bulan setelah
tanam, hal ini bertujuan untuk merangsang tumbuh tunas baru yang lebih banyak
(Sumantri;1984). Menurut Soeroto (1956) tanaman rami akan tumbuh dan
berproduksi tinggi di Indonesia ditanam pada daerah dataran menengah sampai
dataran tinggi (500-1500m dpl), tanaman ini bisa diusahakan dari dataran rendah
sampai dataran tinggi (10-1500 m dpl) (Suratman et al,1993). Hasil penelitian
uji klon Setyo-Budi et al.,(1993), produktivitas serat yang paling tinggi
adalah di dataran tinggi (> 700 m dpl) berkisar antara 2,5-3,0 ton/ha/tahun,
dataran menengah (400-700 m dpl) berkisar antara 2,0-2,5 ton/ha/tahun,
sedangkan dataran rendah (<400 m dpl) adalah 1,5-2,0 ton/ha/tahun.
2.2
Pemanfaatan Serat Tanaman Rami
Rami termasuk tanaman berserat panjang dengan rata-rata
panjang serat 120 – 150 mm. Tanaman ini banyak ditanam masyarakat karena
kegunaannya yang telah terbukti baik untuk dibuat tambang atau tali dengan
kekuatan yang sangat tinggi. Serat rami selain untuk tambang/tali umumnya
digunakan untuk tekstil, kanvas, jaring dan jala ikan, benang sepatu, kaos
petromax. Tanaman rami merupakan tumbuhan tahunan sehingga dapat difungsikan
untuk penghijauan dan pelestarian alam. Akarnya yang menyebar dapat mencegah
erosi dan longsor. Serat rami sangat tahan lama, putih bersih, dan berkilau.
Serat rami mempunyai ketahanan tarik delapan kali dari katun dan tujuh kali
dari sutera, tahan terhadap bakteri dan pembusukan, dan tidak berubah pada
kenaikan kelembaban hingga 25%, anti infra merah, tidak mudah berkerut, halus,
dapat dicampur dengan kapas, rayon, dan polyester serta wool. Sifat serat rami
lebih absorptif dibandingkan serat lainya sehingga lebih nyaman untuk tekstil
terutama pada cuaca yang panas. Seperti linen dan katun, serat rami mempunyai
kekenyalan rendah dan mudah kusut (Kocurek, 1992).
Rami adalah tanaman tahunan berumpun yang menghasilkan serat
dari kulit kayunya. Rami termasuk jenis tanaman yang relatif mudah
dibudidayakan. Selain itu, rami dikenal tahan terhadap berbagai kondisi iklim
dan serangan penyakit. Batang tanaman rami tinggi ramping hingga mencapai
ketinggian antara 200-250 cm. Kualitas serat rami tidak jauh berbeda dengan
serat kapas untuk bahan sandang. Tanaman rami mempunyai sifat-sifat khusus
antara lain : seratnya panjang dan kuat, bila di campur dengan serat sintetis
akan menghasilkan bahan tenun yang tidak mudah kusut dan serat lebih putih dan
mengkilat (Hidayati, 2008).
Serat rami mempunyai sifat baik yaitu berwarna sangat putih
berkilau, tidak berkerut, tidak berubah oleh sinar matahari, dan mudah kering.
serat rami dapat di manfaatkan sebagai bahan pakaian yang bermutu tinggi serta
bahan industri parasut, tali kapal, dan gorden. Sisa pintalan rami dapat
digunakan sebagai bahan uang kertas, kertas
dokumen dan kertas lainnya (Sumantri,1989).
BAB
III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat
dan bahan
Bahan baku yang digunakan terdiri dari pulp batang rami
putih dan pulp putih serat pendek Leaf Bleached Kraft Pulp (LBKP). Bahan kimia
antara lain bahan pengisi kalsium karbonat, zat darih Alkil Keten Dimer (AKD),
penguat kering pati kationik. Pulp rami yang digunakan sebagai bahan baku untuk
pembuatan kertas diperoleh dari hasil pemasakan batang rami dengan proses kraft
dan mengalami proses pemutiha
3.3 Prosedur
1.Penggilingan
pulp Pulp rami putih dan LBKP masing-masing dengan konsistensi 1,5% digiling
secara terpisah dalam beater. Untuk LBKP sampai diperoleh derajat giling
sekitar 300 ml CSF sedangkan untuk rami sekitar 100 ml CSF.
2.Pembuatan
lembaran kertas Pulp rami dan LBKP yang sudah digiling, kemudian dicampur dan
ditambah bahan pengisi kalsium karbonat, zat darih AKD dan penguat kering pati
kationik dengan variasi. Penambahan dilakukan berdasarkan berat kering
serat.Stok diaduk hingga homogen, kemudian stok dibentuk menjadi lembaran
dengan gramatur 80 g/m. Lembaran ditekan dan dikeringkan kemudian dikondisikan
dalam ruang kondisi selama 24 jam dengan suhu (23 ± 1)°C dan RH (50 ± 2)%.
Terhadap lembaran kertas yang diperoleh dilakukan pengujian sifat optik dan
sifat fisik, yang meliputi derajat putih, opasitas, ketahanan tarik, ketahanan
sobek, ketahanan retak, kekasaran, porositas, dan daya serap air.
BAB
IV
BIAYA
DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran
Biaya PKM-P
No
|
Jenis
Pengeluaran
|
Biaya (Rp)
|
1
|
Peralatan Penunjang
|
3.710.000,-
|
2
|
Bahan
Habis Pakai
|
419.000,-
|
3
|
Perjalanan
|
1.000.000,-
|
4
|
Lain-lain
|
190.000,-
|
Biaya Total
|
5.319.000,-
|
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2
Jadwal Kegiatan PKM-P
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan1
|
Bulan 2
|
Bulan 3
|
|||||||||
1
|
Persiapan Proposal
|
||||||||||||
2
|
Pengambilan Bahan
|
||||||||||||
3
|
Persiapan bahan
|
||||||||||||
4
|
Pengujian ke laboraturium
|
||||||||||||
5
|
Pengaplikasian
|
||||||||||||
6
|
Pengolahan
|
DAFTAR
PUSTAKA
Depkes RI. 2012. Materia Medika Indonesia. Jilid IV.
Jakart : Depkes RI. Halaman 322-326.
Hanenson, I. B.
1980. Clinical Toxicology. J. B. Lippincot Company. Toronto.
Kocurek M.J.; Pulp and Paper
Manufacture, Vol. 6 Stock Preparation, 3rd edition; Joint Textbook committee of
the Paper Industry; Atlanta; 1992.
Wawan K.H. dan Susi S.; Pelestarian
sumber daya alam melalui pemanfaatan Abaka dan Rami untuk pulp kertas,
Proceedings of the International Workshop on Minimization of Pulp and Paper
Waste, 24 – 25 February 1997, Jakarta, Indonesia, p. 49 – 56.
Rasimin S., Mansyur E.; Pembuatan
Pulp Kraft dari Kayu Pinus Merkusi; Berita Selulosa, Vol. XIX, No. 4, 1983,
hal. 139 – 143.